Sebaris Do'a Gadis Desa
Senin, 22 Oktober 2012 by Unknown in Kategori

Sore itu, mendung begitu tebal,. namun di salah satu sudut kampung masih terlihat anak-anak sedang bermain dengan riangnya, aku yang berada di teras depan pun ikut  tersenyum melihat keceriaan mereka. Tak lama, hujan pun menyapa, anak - anak terlihat semakin gembira, hati ini terasa semakin sejuk di buatnya. Hujan turun semakin  deras, berat rasanya untuk  beranjak dari melihat pemandangan di sore ini. Namun, Angin tak mengizikanku untuk berdiri lama-lama di teras rumah yang mungil ini, hingga akhirnya akupun masuk ke dalam rumah. 

Di ruang tengah, ku lihat Bapak dan Ibu sedang merenung, entah apa yang beliau pikirkan. Tapi, aku sedikit bisa menebak hal yang terlintas di pikiran mereka. tak salah lagi, merek pasti memikirkan jodoh untukku. Sengaja ku belokkan kaki menuju ke kamar peraduanku, karena aku sedang tidak ingin membahas soal jodoh. Baru saja kaki ini berjalan beberapa langkah..., terdengar suara ibu memanggilku. Rasanya enggan untuk berbalik menuju ke ruang tengah, tapi bagaimana pun juga aku harus memenuhi panggilan Ibuku. Aku tidak ingin membuat ibu kecewa atau marah padaku. Dengan sedikit senyum, aku pun menghadap pada Ibu, " Iya Bu..' Ada apa?" , Ibu pun membalas senyum kecil dariku, " Duduk sini nak, Ibu sama Bapak ingin bertanya sesuatu padamu..?", Keningku spontan berkerut mendengar ucapan Ibu, " Bapak sama Ibu ingin bertanya apa? Kalau memang saya bisa menjawab, akan saya jawab dengan senang hati.. .." Jawabku.
" Begini nak, Umurmu kan sudah lebih dari 20 tahun, teman-teman sebaya mu juga sudah banyak yang menikah.., bahkan adik-adikmu juga sudah berkeluarga, lalu kapan giliranmu nak..?" " Hmm.... Ibu dan Bapak ndak usah terlalu memikirkan pernikahanku, nanti kalau waktunya sudah tiba, pasti eneng menikah kok bu'", jawabku dengan senyum simpul pada Ibu. "Baiklah Nak, saran Ibu, jangan lama-lama ya, biar pikiran Bapak dan Ibumu ini bisa tenang, apa kamu sudah ada pandangan untuk calon suamimu nanti?" Hm.., Belum bu", jawabku sambil menggelengkan kepala. Entah kenapa mendengar pertanyaan Ibu, air mataku serasa ingin meluap, tak kuasa lagi mata ini menahannya. Aku tak ingin menangis di depan Bapak dan Ibuku, akhirnya aku pun minta undur diri, " Maaf Bu, eneng mau pergi ke kamar dulu, permisi... " pintaku sembari menunduk menutupi mata yang mulai terasa basah.  
Di luar sana hujan pun terus mengucur mengiringi tetesan air mata yang tak mampu lagi terbendung. Ku tatap tetesan hujan dari jendela kamarku, sedikit sejuk di hati. Kalimat terakhir yang di ucapkan Ibu tadi masih terniang-niang di telingaku. Ku langkahkan kaki menuju ke arah cermin, aku duduk di depannya, dan berkata..., " Apakah ada pria yang tertarik padaku, apakah ada pria yang ingin mempersunting wanita seperti diriku...?" air mata ini pun kembali menetes, seakan  menjadi jawaban apa yang telah ku katakan pada cermin di depanku. "Siapa lah yang tertarik dengan orang sepertiku, wanita yang tak cantik, wajahpun kusam, Astaghfirullaahal 'adziim..., " hati ini tersentak, seakan mengingatkan akan diriku yang tak mensyukuri karunia NYA..., akupun tersadar, Cantik fisik tak ada artinya tanpa adanya akhlak yang cantik, Ya Rabb, ampunilah hamba yang telah kufur terhadap nikmatMU.., Perbaiki dan hiasilah diri hamba dengan Akhlakul Karimah, Biarlah hamba tidak cantik di hadapan manusia, Asalkan Hamba cantik di HadapanMU ..,  Ya Rabb, teguhkan hati ini dengan secuil titipan iman dan taqwa, agar hati ini tak rapuh dan tak goncang oleh fitnah Dunia".
Kembali ku langkahkan kaki menuju jendela, hujan rupanya sudah reda, seakan memberi instruksi padaku untuk mengusap air mata yang masih membasahi pipiku. :-),.., Hmmm..., Kembali ku pasangkan senyum di wajahku, senyum yang telah memberikan cahaya dalam hidupku, senyum yang bisa menghilangkan sedih hatiku, senyum yang memberikan jalan petunjuk untuk langkahku. Allaahu akbar...... Allaahu akbar......,, Suara adzan telah bergema di surau kecil di seberang jalan, "Alhamdulillah ..,"
Di akhir sujudku.., ku pohonkan Permintaan hatiku padaNYA...., Semoga aku di berikan seorang suami yang bisa membimbing dan mengarahkanku ke jalan yang di RidloiNYA..., suami yang mencintaiku karenaNYA , suami yang menambah rasa cintaku kepadaNYA....,  "Raobbana Hablanaa Min azwaajinaa wa dzurriyyaatina Qurrota a'yunin waj'alnaa lilmuttaqiina  imaaman" Aamiin... ^_^ Istajib Du'aanaa yaa Rabb.... .



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
  1. Alhamdulillah.. kini sebaris do'a gadis desa nampaknya akan sgera terjawab.... aamiin.. :)

Posting Komentar

Mohon kritik dan saran yang membangun. Terima kasih.